Kelembutan Sebagai Kekuatan: Serenade Hidup dari Prof. Yayan Nurbayan
gambar : berita.upi.edu |
Saya pertama kali jumpa beliau saat semester 1 dalam mata kuliah Tsaqafah Arabiyah, namun baru benar-benar mengenal Prof. Yayan Nurbayan saat beliau menjadi penguji skripsi saya pada tahun 2007. Selesai ujian, beliau mengajak saya untuk membantu beliau sebagai sekretaris organisasi keislaman tingkat Kota Bandung. Sebagai mahasiswa dan didorong oleh penghormatan dan ta'dzim kepada beliau, tanpa ragu saya menerima tawaran tersebut.
Prof. Yayan juga mempercayakan saya untuk mengasistensi beliau sebagai dosen di STIT at Taqwa dan di Universitas Terbuka. Apa yang beliau berikan kepada saya bukan hanya kesempatan kerja, melainkan pembuka jalan bagi dunia lain yang lebih luas. Di balik setiap senyum dan kata-kata lembut, ada keyakinan dan dukungan yang tak terbatas terhadap saya.
Kelembutan Prof. Yayan Nurbayan adalah bukan semata-mata tentang cara berbicara atau bersikap. Ini adalah filsafat hidup, cara melihat dan merespons dunia. Beliau mengajarkan bahwa ada kekuatan dalam kesabaran, ada kebijaksanaan dalam kelembutan, dan ada keberanian dalam kebaikan.
Beliau memandang saya bukan sebagai mahasiswa atau asisten, tetapi sebagai seorang yang berpotensi. Beliau melihat apa yang bisa saya capai, bukan apa yang telah saya lakukan. Dan dengan setiap senyuman, dengan setiap kata lembut, beliau mendorong saya untuk terus bergerak maju
Prof. Yayan adalah seorang mentor sejati, yang mendukung setiap tindakan saya dengan penuh keyakinan. Lebih dari sekadar guru, beliau adalah sahabat, pemandu, dan inspirator yang telah membantu saya menemukan jalan saya dalam hidup.
Beliau mengajarkan saya bahwa kelembutan adalah kekuatan yang dapat mengatasi rintangan, mencairkan hati yang keras, dan membuka jalan-jalan yang tampaknya tertutup. Dalam setiap senyum, dalam setiap kata yang lembut, saya menemukan motivasi untuk menjadi lebih baik, untuk melihat dunia dengan mata yang lebih luas, dan untuk berani mengambil langkah meski tantangannya begitu besar.
Beliau adalah contoh nyata bahwa kelembutan adalah kekuatan, sebuah pelajaran yang akan selalu saya bawa dalam perjalanan hidup saya. Terima kasih, Profesor, untuk kelembutan yang telah mengubah takdir saya, untuk keyakinan yang tak pernah goyah, dan untuk dukungan yang tak pernah pudar.
Terima kasih sudah mewakili perasaan dan persepsi yang sama terhadap Guru dan Orang tua kita.
BalasHapusMasyaa Alloh. Sudah tak diragukan lagi sosok Almukarom Prof. Yayan yang lembut, sejuk, dan menginspirasi. Salam ta'dzim untuk beliau semoga senantiasa sukses dan berkah.
BalasHapus