Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tarian Hidup dari Fajar hingga Selimut Malam

Tarian Hidup dari Fajar hingga Selimut Malam: Refleksi Sebuah Hari

Malam tiba, saatnya merenungi tarian rona hari yang telah digulirkan oleh sang waktu. Cahaya fajar memeluk dunia dengan lembut, awal yang menjanjikan dari sebuah hari yang cerah. Ku tatap kelopak matahari terbuka, seolah menyeru: mari hidup, mari memulai.

Pada pagi yang cerah ini, indahnya langit biru berpadu dengan jernihnya udara pagi menjadi lembaran putih yang tak bernoda. Pagi yang memberi harapan baru, pagi yang mendorong jiwa untuk bertahan, berjuang dan berkarya. Kusapa semilir angin yang berhembus, kurengkuh mimpi dan harapan yang terbentang di ufuk pagi.

Tatkala matahari mulai merajut garis tengah di langit, dunia berubah. Siang yang panas menyengat, cuaca yang semula menenangkan berubah menjadi ujian. Seabreg aktivitas menghujam, layaknya panah yang dilepaskan dari busurnya. Berkeringat, berdebar, namun itu artinya aku hidup. Itulah kehidupan, suatu perjuangan yang harus ditempuh dalam setiap detiknya.

Seperti burung yang terbang pulang ke sarangnya saat senja tiba, demikianlah aku. Melewati siang yang gersang, merindu teduhnya senja. Hari mulai beranjak sore, meredam semburat panas siang dengan sejuknya angin senja. Kulepas penat, dan kuiringi senja dengan gelisah, sembari memandangi langit yang berubah rona, dari biru menjadi jingga, lalu perlahan memudar menjadi kelam.

Malam pun tiba, kegelapan menyelimuti dunia. Bintang-bintang di langit berkedip, bagai mata yang lelah tetapi tak mau berhenti memandang. Malam, adalah selimut yang meneduhkan, waktu yang tepat untuk memulihkan jiwa dan raga dari lelah. Di pelukan malam, aku mencari kedamaian, mencari arti dari setiap tarikan nafas yang aku hela. Aku merasakan, bahwa kehidupan ini adalah rangkaian tari yang menawan, tarian yang perlu dihayati dan dipahami.

Terimakasih hari ini, atas semua rasa, segala cerita, dan semua memori yang kau ukir di jiwa. Seiring dengan tidur yang akan menyapa, kulepaskan lelah ini. Malam menjadi ruang istirahatku, tempatku memulihkan diri, mempersiapkan diri untuk menyambut cerita baru esok hari. Di sinilah aku, di pelukan malam, mencoba merangkai makna dari kehidupan ini, dan bersiap untuk menjalani tarian hidup di esok hari.

Posting Komentar untuk "Tarian Hidup dari Fajar hingga Selimut Malam"