Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Overly Dramatic-nya ayah

gambar : dokumen pribadi


Anakku,
Kenzie, Khaleevarsya, Kalaazura

Hari ini Ayah ingin berbagi rasa, tak tahu apakah kamu bisa mengerti, atau malah sibuk dengan kepolosan dan eksplorasimu. Meski begitu, Ayah mau menumpahkan isi yang bergejolak dalam hati.

Ayah punya permintaan aneh, seaneh-anehnya seperti saat Ayah menirukan suara bebek hanya untuk membuatmu tertawa. Ayah berharap, "Nak, jangan dulu cepat gede. Ayah masih ingin menikmati kepolosan kalian."

Ayah tahu betul, ini bukan permintaan yang masuk akal. Ibarat menahan matahari dari terbenam atau mencegah air laut agar tidak asin. Kalian pasti bertanya, "Kenapa Ayah?"

Kepolosanmu itu, Nak, bagaikan oasis di tengah padang pasir, sumber inspirasi bagi Ayah, dan juga bahan tawa tak berujung. Melihat sikap kalian yang polos, gemas sekali sampai Ayah ingin 'mencubit' waktu, membuatnya berhenti sejenak.

Ayah tahu, pada saatnya kalian pasti akan tumbuh besar. Akan berlari, jatuh, bangun, dan tertawa. Kalian akan mengejar mimpi dan melangkah menuju masa depanmu. Ayah tahu itu semua akan terjadi. Tapi boleh dong, Ayah punya imajinasi sejenak?

Ingin sekali Ayah punya remot kontrol waktu. Ayah akan menekan tombol pause, lalu menghabiskan waktu berjam-jam, berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk menikmati detik ini. Detik di mana kalian masih sepolos ini, masih seimut ini.

Namun, Ayah juga tahu bahwa itu hanya khayalan belaka. Waktu berjalan seperti anak kecil yang sedang belajar lari, cepat dan tidak bisa dikejar. Jadi, yang bisa Ayah lakukan adalah menikmati setiap detik bersama kalian.

Jadi, Nak, meski Ayah bilang "jangan dulu cepat gede", kalian akan tetap tumbuh. Dan itu adalah bagian dari perjalanan hidup yang akan selalu membuat Ayah terharu, tertawa, dan bahkan mungkin menangis (tapi jangan katakan pada Bunda, oke!).

Semoga suatu hari, ketika kalian sudah besar dan membaca tulisan ini, kalian bisa tertawa. Tertawa melihat betapa over dramatic-nya Ayah dalam menulis pesan ini. Tapi ingatlah, Nak, semua ini karena Ayah sangat mencintai kalian.

Salam hangat dan penuh canda,

Ayah

Posting Komentar untuk "Overly Dramatic-nya ayah"