Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ilmu dan Adab

Salah satu mahasiswa saya bertanya : saya pernah membaca kutipan dari Syekh abdul qodir al-jaelani yaitu "aku lebih menghargai orang yang beradab daripada berilmu, kalau hanya berilmu iblis pun lebih tinggi ilmunya daripada manusia" pertanyaan saya adalah utamakan mana dulu ilmu dan adab? dan ilmu yg seperti apa yang bisa mengantar kita dalam keberkahan dan syurga? (Alqadri Paweka - Prodi Manajemen UNJANI)

jadi begini, ungkapan dari Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani yang anda sampaikan menekankan pentingnya adab atau perilaku yang baik sebelum ilmu. Ini bukan berarti ilmu tidak penting, tetapi ini menggarisbawahi fakta bahwa memiliki ilmu tanpa adab bisa berbahaya. Misalnya, seseorang yang memiliki banyak ilmu tetapi menggunakan ilmunya untuk tujuan yang salah atau merugikan orang lain.

Maka, idealnya adalah memiliki keseimbangan antara ilmu dan adab. Ilmu tanpa adab bisa memimpin seseorang ke arah yang salah, sementara adab tanpa ilmu bisa membuat seseorang tidak berkembang dan tidak mampu membuat kontribusi yang signifikan untuk masyarakat atau dunia.

Dalam Islam, baik ilmu maupun adab (budi pekerti) memiliki peran yang sangat penting. Ilmu adalah pengetahuan yang membantu kita memahami dunia dan hukum-hukum Tuhan, sedangkan adab adalah perilaku dan sikap yang baik yang membuat kita dapat berinteraksi dengan orang lain dan dunia sekitar dengan cara yang bermartabat dan hormat.

Memiliki ilmu tanpa adab dapat membawa seseorang ke jalan yang salah. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi: "Apakah sama orang-orang yang tahu dengan orang-orang yang tidak tahu? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran (daripadanya)." Di sini, "orang-orang yang berakal" bisa diartikan sebagai orang-orang yang memiliki baik ilmu maupun adab.

Dalam Hadis, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama." (HR Bukhari). Dalam hadis ini, "memahamkan dalam urusan agama" mencakup memahami ilmu agama dan juga adab atau perilaku baik sesuai dengan ajaran agama.

Ilmu yang bisa mengantar kita ke keberkahan dan syurga adalah ilmu yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, yaitu ilmu tentang ajaran Islam, baik itu ilmu tentang ibadah, muamalah (interaksi sosial), maupun akhlak dan adab. Ilmu ini harus diikuti dengan amal saleh dan adab yang baik. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".

Ilmu yang paling utama adalah ilmu yang membawa kita lebih dekat kepada Allah dan membuat kita lebih paham dan menghargai ciptaan-Nya. Ini bisa berupa ilmu agama, seperti ilmu tentang Al-Qur'an dan Hadits, serta ilmu tentang dunia dan alam semesta, seperti sains, matematika, dan sebagainya. Ilmu tersebut harus diikuti dengan adab yang baik, seperti sikap rendah hati, empati terhadap orang lain, dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.

Ilmu yang bisa mengantar kita dalam keberkahan dan syurga adalah ilmu yang diaplikasikan untuk kebaikan dan dalam cara yang sesuai dengan ajaran agama. Misalnya, menggunakan ilmu kita untuk membantu orang lain, memperbaiki dunia, dan meningkatkan pemahaman kita tentang agama dan Allah. Selain itu, ilmu tersebut juga harus diimbangi dengan perilaku yang baik dan etis, serta kesadaran dan kepatuhan terhadap ajaran agama

Dengan demikian, dalam Islam, ilmu dan adab harus berjalan bersama-sama. Ilmu tanpa adab dapat membawa kerusakan, sedangkan adab tanpa ilmu bisa menjadikan amal kita tidak optimal bahkan tertolak. Dengan memiliki keduanya, seseorang dapat mencapai keberkahan dan syurga. Wallahu'allam..

Posting Komentar untuk "Ilmu dan Adab"